A. BUDAYA
ORGANISASI
Budaya
organisasi adalah sebuah sistem makna
bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari
organisasi-organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci
yang dijunjung tinggi oleh organisasi.Penelitian menunjukkan bahwa ada tujuh
karakteristik utama yang secara keseluruhan, merupakan hakikat budaya
organisasi.
1.
Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana
karyawan didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil risiko.
2.
Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan
diharapkan menjalankan presisi, analisis, dan perhatian pada hal-hal detail.
3.
Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih
pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil
tersebut.
4.
Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan
manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di
dalam organisasi.
5.
Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di
organisasi pada tim ketimbang pada indvidu-individu.
6.
Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dan
kompetitif ketimbang santai.
7.
Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi
menekankan dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan
pertumbuhan.
B. FUNGSI
BUDAYA ORGANISASI
menurut
pendapat Siagian (1992:153) mencatat lima fungsi penting budaya organisasi,
yaitu:
1.
Sebagai penentu batas-batas perilaku dalam arti
menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, apa yang dipandang baik
atau tidak baik, menentukan yang benar dan yang salah.
2.
Menumbuhkan jati diri suatu organisasi dan para
anggotanya.
3.
Menumbuhkan komitmen sepada kepentingan bersama di
atas kepentingan individual atau kelompok sendiri.
4.
Sebagai tali pengikat bagi seluruh anggota organisasi.
5.
Sebagai alat pengendali perilaku para anggota
organisasi yang bersangkutan.
C. PEDOMAN
TINGKAH LAKU
Antara
manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan
kebudayaan. Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya
tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi
tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan
tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar
kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
Selanjutnya
hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan
manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan
terhadap kebudayaan yaitu sebagai :
1.
Penganut kebudayaan
2.
Pembawa kebudayaan manipulator kebudayaan
3.
Pencipta kebudayaan
Hal
yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan
manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of
life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
D. Apresiasi
Budaya
Istilah
apresiasi berasal dari bahasa inggris "apresiation"
yang berarti penghargaan,penilaian,pengertian. Bentuk itu berasal dari kata
kerja " ti appreciate" yang berarti menghargai, menilai,mengerti
dalam bahasa indonesia menjadi mengapresiasi. Apresiasi budaya adalah
kesanggupan untuk menerima dan memberikan penghargaan, penilaian, pengertian
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Kebudayaan
perlu diapresiasi dengan harapan kita sebagai manusia dapat memperlihatkan rasa
menghargai karya yang dihasilkan dari akal dan budi manusia. Apresiasi
diperlukan untuk tetap menjaga nilai-nilai budaya yang ada agar tetap hidup dan
selalu lestari, juga dapat dikembangkan menjadi lebih baik. Melalui apresiasi,
seorang pencipta dapat memperoleh masukan, ide, saran, kritik, dan pujian untuk
karyanya. Melalui ide, saran, masukan, dan kritik tersebut jugalah para
pencipta diharapkan dapan membuat karya yang lebih baik lagi.
E. HUBUNGAN
ETIKA DAN BUDAYA
Etika
pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar-salah,
baik-buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat pengertian tentang
etika perusahaan, etika kerja, dan etika perorangan, yang menyangkut
hubungan-hubungan sosial antara perusahaan, karyawan dan lingkungannya. Etika
perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan karyawan sebagai satu kesatuan
dengan lingkungannya (misalnya dengan perusahaan lain atau masyarakat
setempat), etika kerja terkait antara perusahaan dengan karyawannya, dan etika
perorangan mengatur hubungan antar karyawan.
Perilaku
etis yang telah berkembang dalam perusahaan menimbulkan situasi saling percaya
antar perusahaan dan stakeholder, yang memungkinkan perusahaan meningkatkan
keuntungan jangka panjang. Perilaku etis akan mencegah pelanggan, pegawai dan
pemasok bertindak oportunis, serta tumbuhnya saling percaya.
Budaya
perusahaan memberi kontribusi yang signifikan terhadap pembentukan perilaku
etis, karena budaya perusahaan merupakan seperangkat nilai dan norma yang
membimbing tindakan karyawan. Budaya dapat mendorong terciptanya perilaku, dan
sebaliknya dapat pula mendorong perilaku yang tidak etis. Kebijakan perusahaan
untuk memberikan perhatian serius pada etika perusahaan akan memberikan citra
bahwa manajemen akan mendukung perilaku etis dalam perusahaan.
F. PENGARUH
ETIKA TERHADAP BUDAYA
Etika
seseorang dan etika bisnis adalah satu kasatuan yang terintegrasi sehingga
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, keduanya saling melengkapi
dalam mempengaruhi perilaku antar individu maupun kelompok, yang kemudian
menjadi perilaku organisasi yang akan berpengaruh terhadap budaya
perusahaan. Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi
dalam budayau perusahaan, maka akan berpotensi menjadi dasar kekuatan
perusahaan dan akhirnya akan berpotensi menjadi stimulus dalam peningkatan
kinerja karyawan.
Terdapat
pengaruh yang signifikan antara etika seseorang dariu tingkatan manajer
terhadap tingkah laku etis dalam pengambilan keputusan. Kemampuan seorang
profesional untuk dapat mengerti dan pekau terhadap adanya masalah etika dalam
profesinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sosial budaya, dan masyarakat
dimana dia berada. Budaya perusahaan memberikan sumbangan yang sangat
berartiu terhadap perilaku etis. Perusahaan akan menjadi lebih baik jika mereka
membudayakan etika dalam lingkungan perusahaannya.
G. Kendala
dalam Mewujudkan Kinerja Bisnis yang Etis
Mentalitas
para pelaku bisnis, terutama top management yang secara moral rendah, sehingga
berdampak pada seluruh kinerja Bisnis. Perilaku perusahaan yang etis biasanya
banyak bergantung pada kinerja top management, karena kepatuhan pada aturan itu
berjenjang dari mulai atas ke tingkat bawah. Kendala dalam Mewujudkan Kinerja
Bisnis yang Etis, yaitu :
1. Faktor
budaya masyarakat yang cenderung memandang pekerjaan bisnis sebagai profesi
yang penuh dengan tipu muslihat dan keserakahan serta bekerja mencari untung.
Bisnis merupakan pekerjaan yang kotor. Pandangan tersebut memperlihatkan bahwa
masyarakat kita memiliki persepsi yang keliru tentang profesi bisnis.
2. Faktor
sistem politik dan sistem kekuasaan yang diterapkan oleh penguasa sehingga
menciptakan sistem ekonomi yang jauh dari nilai-nilai moral. Hal ini dapat
terlihat dalam bentuk KKN.
Goyang Casino, Resort & Spa - Yuma, CA
BalasHapusLocated on the southern portion 벳티비 of the island of 바카라 사이트 Yuma, Casino resort boasts 에그 벳 more than 500 guestrooms, 50 dining bet365 배당 venues and more than 1,000 slot 강인경마루에몽 machines,